Ghosting bukan hanya terjadi saat berkencan—kini terjadi di tempat kerja. Mulai dari keheningan pasca-wawancara hingga rekan kerja atau klien yang memutus kontak, ghosting menjadi masalah yang semakin meningkat. Pelajari mengapa hal itu terjadi dan cara mengatasinya dengan ketahanan dan profesionalisme. Jangan biarkan keheningan mengguncang kepercayaan diri Anda.
Apa itu Ghosting?
Ghosting adalah tindakan memutus semua komunikasi dengan seseorang secara tiba-tiba tanpa penjelasan apa pun. Meskipun sering dikaitkan dengan hubungan romantis, ghosting semakin lazim terjadi dalam hubungan pertemanan dan lingkungan profesional.
Dalam beberapa tahun terakhir, ghosting telah menjadi masalah yang meluas dalam berbagai konteks, yang memengaruhi orang dengan cara yang berbeda. Baik dalam hubungan romantis yang baru atau persahabatan yang sedang berkembang, menjadi ghosting bisa menyakitkan, terutama saat menunggu respons yang berpotensi mengubah hidup.
Reaksi terhadap ghosting bervariasi dari ketidakpedulian hingga pengkhianatan yang mendalam. Di dunia saat ini yang selalu terhubung melalui media sosial, ghosting telah menjadi fenomena yang sangat umum. Banyak orang menganggap ghosting sebagai hal yang menyedihkan secara emosional karena tidak memberikan penyelesaian, mencerminkan kurangnya empati dan kecerdasan emosional, serta mengabaikan kesopanan dasar.
1. Ditinggal Setelah Wawancara
Ditinggal begitu saja setelah wawancara lebih umum daripada yang Anda kira. Dengan banyaknya cara yang tersedia bagi para pemberi kerja untuk merekrut—melalui LinkedIn, agen perekrutan, dan situs web perusahaan—akses ke kumpulan kandidat yang lebih luas dapat menyebabkan kelebihan pilihan. Akibatnya, beberapa pemberi kerja mungkin lalai untuk menindaklanjuti kandidat yang tidak berhasil atau membiarkan mereka menunggu jika mereka masih dalam pertimbangan. Pemotongan anggaran di menit-menit terakhir atau perubahan organisasi lainnya juga dapat menyebabkan perekrut terdiam.
Penting untuk tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang pribadi. Perilaku seperti itu sering kali memberikan kesan buruk pada organisasi dan budayanya. Namun, miskomunikasi dapat terjadi, dan kurangnya respons mungkin tidak disengaja. Jika Anda belum mendapat tanggapan, sebaiknya hubungi perekrut.
2. Di-ghosting oleh Rekan Kerja atau Atasan
Hubungan di tempat kerja bisa jadi menantang, terutama jika Anda berselisih dengan kolega atau atasan. Terkadang, mengajukan pertanyaan yang tampaknya tidak berbahaya dapat membuat Anda diperlakukan dingin, dengan email dan panggilan telepon yang tidak dijawab. Ghosting di tempat kerja ternyata umum terjadi.
Jika pekerjaan Anda bergantung pada interaksi dengan atasan atau rekan kerja yang menghilang, penting untuk mengatasi masalah tersebut. Keheningan yang tidak dapat dijelaskan melanggar kebijakan perusahaan dan dapat dianggap diskriminatif. Jika situasinya tidak membaik, sampaikan masalah tersebut kepada HRD atau anggota staf senior yang Anda percaya.
3. Di-ghosting oleh Perekrut
Mengalami keheningan dari perekrut bisa sangat membuat frustrasi, terutama setelah merasa optimis dengan peluang kerja. Saat berhadapan dengan banyak kandidat, perekrut mungkin akan mengabaikan komunikasi dengan kandidat yang tidak mereka ajak bekerja sama. Kurangnya umpan balik ini dapat membuat kandidat tidak yakin dengan prospek pekerjaan mereka.
Jika Anda pernah diabaikan oleh perekrut, ingatlah bahwa hal itu sering kali mencerminkan profesionalisme mereka, bukan nilai Anda sebagai kandidat. Tindak lanjuti dengan sopan untuk mendapatkan kejelasan. Sementara itu, teruslah melamar peluang lain dan jangan biarkan satu pengalaman mengurangi kepercayaan diri Anda.
4. Di-ghosting oleh Klien
Ditinggal klien tanpa kabar bisa jadi sulit, yang memengaruhi hubungan profesional dan keuangan Anda. Skenario yang umum adalah menunggu faktur yang belum dibayar tanpa respons dari klien. Hal ini sering kali menunjukkan bahwa klien kesulitan melakukan pembayaran dan memilih untuk menghindari pembicaraan. Atau, klien mungkin tidak menyukai Anda secara pribadi, karena berbagai alasan yang dapat berkisar dari bias pribadi hingga sesuatu yang Anda katakan secara tidak sengaja.
Jika klien mengabaikan Anda, mintalah masukan dari rekan kerja Anda. Memahami alasan di balik kebisuan mereka dapat membantu Anda mengatasi masalah atau menghindari situasi serupa di masa mendatang. Jika banyak klien yang mengabaikan Anda, mungkin sudah saatnya untuk merenungkan interaksi Anda dan meminta masukan untuk meningkatkan pendekatan Anda.
Ghosting di tempat kerja dapat membuat frustrasi dan menurunkan moral. Namun, memahami skenario ini dan mengetahui cara menanganinya dapat membantu Anda menavigasi lanskap profesional dengan ketahanan dan profesionalisme.